Friday, March 11, 2016

TEORI KEPRIBADIAN SEHAT

C. Kepribadian Sehat Menurut Aliran Humanistik

Istilah psikologi humanistik (Humanistic Psychology) diperkenalkan oleh sekelompok ahli psikologi yang pada awal tahun 1960-an bekerja sama di bawah kepemimpinan Abraham Maslow dalam mencari alternatif dari dua teori yang sangat berpengaruh atas pemikiran intelektual dalam psikologi. Kedua teori yang dimaksud adalah psikoanalisis dan behaviorisme. Maslow menyebut psikologi humanistik sebagai “kekuatan ketiga” (a third force) karena humanistik muncul sebagai kritik terhadap pandangan tentang manusia yang mekanistik ala behaviorisme dan pesimistik ala psikoanalisa.

Menurut aliran humanistik kepribadian yang sehat, individu dituntut untuk mengembangkan potensi yang terdapat didalam dirinya sendiri. Bukan saja mengandalakan pengalaman-pengalaman yang terbentuk pada masa lalu dan memberikan diri untuk belajar mengenai suatu pola mengenai yang baik dan benar sehingga menghasilkan respon individu yang bersifat pasif.

Ciri dari kepribadian sehat adalah mengatualisasikan diri, bukan respon pasif buatan atau individu yang terimajinasikan oleh pengalaman-pengalaman masa lalu. Aktualisasi diri adalah mampu mengedepankan keunikan dalam pribadi setiap individu, karena setiap individu memiliki hati nurani dan kognisi untuk menimbang-nimbang segala sesuatu yang menjadi kebutuhannya.

Kepribadian yang sehat menurut humanistik, perilaku yang mengarah pada aktualisasi diri:
1) Menjalani hidup seperti seorang anak, dengan penyerapan dan konsentrasi sepenuhnya.

2) Mencoba hal-hal baru ketimbang bertahan pada cara-cara yang aman dan tidak berbahaya.

3) Lebih memperhatikan perasaan diri dalam mengevaluasi pengalaman ketimbang suara tradisi, otoritas, atau mayoritas.

4) Jujur; menghindari kepura-puraan dalam “bersandiwara”.

5) Siap menjadi orang yang tidak popular bila mempunyai pandangan sebagian besar orang.

6) Memikul tanggung jawab.

7) Bekerja keras untuk apa saja yang ingin dilakukan.



D. Teori Kepribadian Sehat Menurut Allport

Allport lebih optimis tentang kodrat manusia daripada Freud, dan ia memperlihatkan suatu keharuan yang luar biasa terhadap manusia dan sifat-sifatnya yang tampaknya bersumber pada masa kanak-kanak. Secara umum teori Allport memberi definisi yang positif terhadap manusia, teori Allport itu telah membantu manusia untuk melihat diri sendiri sebagai mahkluk yang baik dan penuh harapan. Memandang satu pribadi positif dan apa adanya merupakan salah satu definisi pribadi sehat, inilah kelebihan dan kekuasaan dari teori Allport.

Kepribadian manusia menurut Allport adalah organisasi yang dinamis dari system psikofisik dalam individu yang turut menentukan cara-caranya yang unik atau khas dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya.

Tujuh criteria kematangan ini merupakan pandangan-pandangan Allport tentang sifat-sifat khusus dari kepribadian sehat.

1). Perluasan Perasaan Diri

Ketika diri berkembang, maka diri itu meluas menjangkau banyak orang dan benda. Mula-mula diri berpusat hanya pada individu kemudian diri bertambah luas meliputi nilai-nilai dan citi-cita yang abstrak. Orang harus menjadi partisipan yang langsung dan penuh. Allport menamakan hal ini “pertisipasi otentik yang dilakukan oleh orang dalam beberapa suasana yang penting dari usaha manusia”. Orang harus meluaskan diri ke dalam aktivitas.

Menurut Allport, suatu aktivitas harus relevan dan penting bagi diri; harus berarti sesuatu bagi orang itu. Apabila anda mengerjakan suatu pekerjaan karena anda percaya bahwa pekerjaan itu penting, menantang kemampuan, membuat anda merasa enak, maka anda merupakan seorang partisipan otentik dalam pekerjaan itu. Aktivitas itu lebih berarti daripada pendapatan yang diperoleh dan memuaskan kebutuhan-kebuthan lain juga.

Semakin seseorang terlibat sepenuhnya dengan berbagai aktivitas atau orang atau ide, maka ia semakin sehat secara psikologis. Diri menjadi tertanam dalam aktivitas-aktivitas yang penuh arti dan menjadi perluasan perasaan diri.

2). Hubungan Diri yang Hangat dengan Orang-orang Lain

Allport membedakan dua macam kehangatan dalam hubungan dengan orang-orang lain: kapasitas untuk keintiman dan kapasitas untuk perasaan terharu.

Orang yang sehat secara psikologis mampu memperlihatkan keintiman (cinta) terhadap orangtua, anak, partner, teman akrab. Apa yang dihasilkan oleh kapasitas untuk keintiman ini adalah suatu perasaan perluasan diri yang berkembang baik, syarat lain bagi kapasitas keintiman adalah suatu perasaan identitas diri yang berkembang dengan baik.

Ada perbedaan antara hubungan cinta dari orang yang neurotis dengan hubungan cinta dari kepribadian-kepribadian yang sehat. Orang-orang yang neurotis harus menerima cinta jauh lebih banyak daripada kemampuan mereka untuk memberinya. Apabila mereka membari cinta, maka cinta itu diberikan dengan syarat-syarat dan kewajiban-kewajiban yang bersifat timbal balik. Cinta dari orang yang sehat adalah tanpa syarat, tidak melumpuhkan, atau mengikat.

Perasaan terharu, tipe kehangatan yang kedua adalah suatu pemahaman tentang kondisi dasar manusia dan perasaan kekeluargaan dengan semua bangsa. Orang yang sehat memiliki kapasitas untuk memahami kesakitan-kesakitan, penderitaan-penderitaan, ketakutan-ketakutan, dan kegagalan-kegagalan yang merupakan cirri kehidupan manusia. Empati ini timbul melalui “perluasan imajinatif” dan perasaan orang sendiri terhadap kemanusiaan pada umumnya.

Sebagai hasil dari kapasitas perasaan terharu, kepribadian yang matang sabar terhadap tingkah laku orang-orang lain dan tidak mengadili atau menghukumnya. Orang yang sehat menerima kelemahan-kelemahan manusia, dan mengetahui bahwa dia memiliki kelemahan-kelemahan yang sama. Akan tetapi, orang yang neurotis tidak sabar dan tidak mampu memahami sifat universal dari pengalaman-pengalaman dasar manusia.

3). Keamanan Emosional

Kepribadian-kepribadian yang sehat juga mampu menerima emosi-emosi manusia. Kepribadian-kepribadian yang sehat mengontrol emosi-emosi mereka, sehingga emosi-emosi ini tidak mengganggu aktivitas-aktivitas antarpribadi, emosi-emosi diarahkan kembali ke dalam saluran-saluran yang lebih konstruktif. Akan tetapi orang-orang yang neurotis menyerah pada emosi apa saja yang dominant pada saat itu, berkali-kali memperlihatkan kemarahan atau kebencian.

Kualitas lain dari keamanan emosional ialah apa yang disebut Allport “sabar terhadap kekecewaan”. Orang-orang yang sehat sabar menghadapi kemunduran-kemunduran, tidak menyerah diri kepada kekecewaan, tetapi mampu memikiran cara-cara yang berbeda, yang kurang menimbulkan kekecewaan untuk mencapai tujuan-tujuan yang sama atau tujuan-tujuan substitusi.

4). Persepsi Realistis

Orang-orang yang sehat memandang dunia mereka secara objektif. Sebaliknya, orang-orang yang neurotis kerapkali harus mengubah realitas supaya membuatnya sesuai dengan keinginan-keinginan, kebutuhan-kebutuhan, dan ketakutan-ketakutan mereka sendiri. Orang-orang yang sehat tidak perlu percaya bahwa orang-orang lain atau situasi-situasi semuanya jahat atau semuanya baik menurut suatu prasangka pribadi terhadap realitas. Mereka menerima realitas sebagaimana adanya.

5). Keterampilan-keterampilan dan Tugas-tugas

Keberhasilan dalam pekerjaan menunjukkan perkembangan keterampilan-keterampilan dan bakat-bakat tertentu, suatu tingkat kemampuan. Kita harus menggunakan keterampilan-keterampilan itu secara ikhlas, antusias, melibatkan dan menempatkan diri sepenuhnya dalam pekerjaan kita.

Allport mengemukakan bahwa ada kemungkinan orang-orang yang memiliki keterampilan-keterampilan menjadi neurotis, akan tetapi tidak mungkin menemukan orang-orang yang sehat dan matang yang tidak mengarahkan keterampilan mereka pada pekerjaan mereka. Allport mengutip apa yang dikatakan Harvey Cushing, ahli badah otak yang terkenal, “satu-satunya cara untuk melangsungkan kehidupan adalah menyelesaikan suatu tugas”.

Pekerjaan dan tanggung jawab memberikan arti dan perasaan kontinuitis untuk hidup. Tidak mungkin mencapai kematangan dan kesehatan psikologis yang positif tanpa melakukan pekerjaan yang penting melakukannya dengan dedikasi, komotmen, dan keterampilan-keterampilan.

6). Pemahaman Diri

Kepribadian yang sehat mencapai suatu tingkat pemahaman diri yang lebih tinggi daripada orang-orang yang neurotis. Orang yang sehat terbuka pada pendapat orang-orang lain dalam merumuskan suatu gambaran diri yang objektif.

Orang yang memilii suatu tingkat pemahaman diri (self objectification) yang tinggi atau wawasan diri tidak mungkin memproyeksikan kualitas-kualitas pribadinya yang negatif kepada orang lain. Allport juga mengemukakan bahwa orang yang memiliki wawasan diri yang lebih baik adalah lebih cerdas daripada orang yang memiliki wawasan diri yang kurang.

7). Filsafah Hidup yang Mempersatukan

Bagi Allport rupanya mustahil memiliki suatu kepribadian yang sehat tanpa aspirasi-aspirasi dan arah ke masa depan. Allport menekankan bahwa nilai-nilai (bersama dengan tujuan-tujuan) adalah sangat penting bagi perkembangan suatu filsafat hidup yang mempersatukan.

Memiliki nilai-nilai yang kuat, jelas memisahkan orang yag sehat dari orang yang neurotis. Orang yang neurotis tidak memiliki nilai-nilai atau hanya memiliki nilai-nilai yang terpecah-pecah dan bersifat sementara sehingga tidak cukup kuat untuk mengikat atau mempersatukan semua segi kehidupan.

Suara hati juga ikut berperan dalam suatu filsafat hidup yang mempersatukan. Suara hati yang tidak matang atau neurotis sama seperti suara hati kanak-kanak, yang patuh, membudak, penuh dengan pembatasan-pembatasan dan larangan-larangan yang dibawa dari masa kanak-kanak ke dalam masa dewasa. Sedangkan suara hati yang matang adalah suatu perasaan kewajiban dan tangggung jawab kepada diri sendiri dan orang lain.

Sumber:

Sunday, March 6, 2016

TEORI KEPRIBADIAN SEHAT

A. Kepribadian Sehat Berdasarkan Aliran Psikoanalisis

Psikoanalisis merupakan suatu bentuk model kepribadian. Teori ini sendriri pertama kali diperkenalkan oleh Sigmund Freud (1856-1938). Freud pada awalnya memang mengembangkan teorinya tengtang struktur kepribadian dan sebab-sebab gangguan jiwa dan dengan konsep teorinya yaitu perilaku dan pikiran dengan mengatakan bahwa kebanyakan apa yang kita lakukan dan pikirkan hasil dari keinginan atau dorongan yang mencari pemunculan dalam perilaku dan pikiran. menurut teori psikoanalisa, inti dari keinginan dorongan ini adalah bahwa mereka bersembunyi dari kesadaran individual. Teori ini juga membahas tentang analisis mimpi terhadap seseorang.

Apabila dorongan – dorongan ini tidak dapat disalurkan, dapat menyebabkan gangguan kepribadian dan juga memggangu kesehatan mental yang disebut psikoneurosis. Dengan menggunakan analisis mimpi pasien dengan gangguan neurosis mendapat pengobatan. Freud dapat membongkar ingatan dari masa lampau dengan menggunakan mimpi. Dengan kata lain, mereka tidak disadari. Ini adalah ekspresi dari dorongan tidak sadar yang muncul dalam perilaku dan pikiran. Istilah “motivasi yang tidak disadari” / (unconscious motivation) menguraikan ide kunci dari psikoanalisa. Psikoanalisis mempunyai metode untuk membongkar gangguan – gangguan yang terdapat dalam ketidaksadaran ini, antara lain dengan metode analisis mimpi dan metode asosiasi bebas.

Teori psikologi Freud didasari pada keyakinan bahwa dalam diri manusia terdapat suatu energi psikis yang sangat dinamis. Energi psikis inilah yang mendorong individu untuk bertingkah laku. Menurut psikoanalisis, energi psikis itu berasumsi pada fungsi psikis yang berbeda yaitu: Id, Ego dan Super Ego.
  • Id: merupakan bagian palung primitif dalam kepribadian, dan dari sinilah nanti ego dan Super Ego berkembang. Dorongan dalam Id selalu ingin dipuaskan dan menghindari yang tidak menyenangkan.
  • Ego: merupakan bagian “eksekutif” dari kepribadian, ia berfungsi secara rasional berdasakan prinsip kenyataan. Berusaha memenuhi kebutuhan Id secara realistis,yaitu dimana Ego berfungsi untuk menyaring dorongan-dorongan yang ingin dipuaskan oleh Id berdasarkan kenyataan.
  • Super Ego: merupakan gambaran internalisasi nilai moral masyarakat yang diajarkan orang tua dan lingkungan seseorang. Pada dasarnya Super Ego merupakan hati nurani seseorang dimana berfungsi sebagai penilai apakah sesuatu itu benar atau salah. Karena itu Super Ego berorientasi pada kesempurnaan.


Kepribadian sehat menurut Psikoanalisis:
1.  Menurut freud kepribadian yang sehat yaitu jika individu bergerak menurut pola perkembangan yang ilmiah.
2.  Kemampuan dalam mengatasi tekanan dan kecemasan, dengan belajar.
3.  Mental yang sehat ialah seimbangnya fungsi dari superego terhadap id dan ego.
4.  Tidak mengalami gangguan dan penyimpangan pada mentalnya.
5.  Dapat menyesuaikan keadaan dengan berbagai dorongan dan keinginan.

B. Kepribadian Sehat Menurut Aliran Behavioristik

Behaviorisme juga disebut psikologi S – R (stimulus dan respon). Behaviorisme menolak bahwa pikiran merupakan subjek psikologi dan bersikeras bahwa psokologi memiliki batas pada studi tentang perilaku dari kegiatan-kegiatan manusia dan binatang yang dapat diamati. Teori Behaviorisme sendiri pertama kali diperkenalkan oleh John B. Watson (1879-1958)

Aliran behaviorisme mempunyai 3 ciri penting:
1. Menekankan pada respon-respon yang dikondisikan sebagai elemen dari perilaku.
2. Menekankan pada perilaku yang dipelajari dari pada perilaku yang tidak dipelajari. Behaviorisme menolak kecenderungan pada perilaku yang bersifat bawaan.
3. Memfokuskan pada perilaku binatang. Menurutnya, tidak ada perbedaan alami antara perilaku manusia dan perilaku binatang. Kita dapat belajar banyak tentang perilaku kita sendiri dari studi tentang apa yang dilakukan binatang.

Menurut penganut aliran ini perilaku selalu dimulai dengan adanya rangsangan yaitu berupa stimulus dan diikuti oleh suatu reaksi beupa respons terhadap rangsangan itu.
Jadi menurut Behaviorisme manusia dianggap memberikan respons secara pasif terhadap stimulus-stimulus dari luar. Kepribadian manusia sebagai suatu sistem yang bertingkah laku menurut cara yang sesuai peraturannya dan menganggap manusia tidak memiliki sikap diri sendiri.

Kepribadian sehat menurut Behavioristik:
1. Memberikan respon terhadap faktor dari luar seperti orang lain dan lingkungannya.
2. Bersifat sistematis dan bertindak dengan dipengaruhi oleh pengalaman.
3. Sangat dipengaruhi oleh faktor eksternal, karena manusia tidak memiliki sikap dengan bawaan sendiri.
4.Menekankan pada tingkah laku yang dapat diamati dan menggunakan metode yang obyektif.



Sumber:


Friday, March 4, 2016

KESEHATAN MENTAL (Pengantar)

Secara etimologis, kata "mental" berasal dari bahasa latin, yaitu "mens" atau "mentis" yang artinya roh, sukma, jiwa atau nyawa. Di dalam bahasa Yunani, kesehatan terkandung dalam kata hygiene, yang artinya ilmu kesehatan. Maka kesehatan mental termasuk dalam hygiene mental (ilmu kesehatan mental).

Menurut Kartini Kartono dan Jenny Andary dalam Yusak, ilmu kesehatan mental adalah ilmu yang mempelajari masalah kesehatan mental/jiwa, yang bertujuan mencegah timbulnya gangguan/penyakit mental dan gangguan emosi, dan berusaha mengurangi atau menyembuhkan penyakit mental, serta memajukan kesehatan jiwa rakyat.

A. Orientasi Kesehatan Mental

Menurut WHO, kesehatan mental adalah suatu kondisi ‘sejahtera’ dimana individu dapat merealisasikan kecakapannya, dapat melakukan coping terhadap tekanan hidup yang normal, bekerja dengan produktif dan memiliki konstribusi dalam kehidupan di komunitasnya.
Menurut Jahoda (Ihrom, 2008), kesehatan mental mencakup :
a) Sikap kepribadian yang baik terhadap diri sendiri, kemampuan mengenali diri dengan baik.
b) Pertumbuhan dan perkembangan serta perwujudan diri yang baik.
c) Keseimbangan mental, kesatuan pandangan dan ketahanan terhadap segala tekanan.
d) Otonomi diri yang mencakup unsur-unsur pengatur kelakuan dari dalam atau kelakuan-kelakuan bebas.
e) Persepsi mengenai realitas, terbebas dari penyimpangan kebutuhan serta memiliki empati dan kepekaan sosial.
f) Kemampuan menguasai dan berintegrasi dengan lingkungan.
Assagioli, (Ihrom, 2008) mendefinisikan, kesehatan mental adalah terwujudnya integritas kepribadian, keselarasan dengan jati diri, pertumbuhan ke arah realisasi diri, dan ke arah hubungan yang sehat dengan orang lain.
(Zakiyah Darojah, 1975) kesehatan mental adalah terwujudnya keharmonisan antara fungsi-fungsi jiwa, serta kesanggupan untuk menghadapi problem-problem biasa yang terjadi dan merasakan secara positif kebahagiaan dan kemampuan dirinya.
Secara garis besar, kesehatan mental merupakan kondisi yang bersifat kontinum, dimana setiap kondisi kesehatan mental individu memiliki berbagai nilai yang berbeda-beda serta sulit untuk dikenali kecuali menunjukkan ‘gejala’ yang menonjol.
B. Konsep Sehat
Konsep sehat didefinisikan sebagai suatu keadaan dan kualitas dari organ tubuh yang berfungsi secara wajar dengan segala faktor keturunan dan faktor lingkungan yang dimiliki. Sehat dapat dikatakan, suatu kondisi normal (baik) secara fisik, emosi (EQ), intelektual (IQ), spritual (SQ) dan juga sosial. Dari pernyataan tersebut terdapat beberapa dimensi sehat sebagai berikut:
- Fisik: Dikatakan sehat, bila dalam keadaan fisiologisnya terlihat normal, tidak cacat, dan tidak kekurangan suatu unsur apapun.
- Emosi: Orang yang sehat secara emosi dapat terlihat dari kestabilan dan kemampuannya untuk mengontrol dan mengekspresikan perasaannya (marah, sedih, atau senang) secara tidak berlebihan, serta mampu mendisiplinkan diri.
- Intelektual: Dikatakan sehat secara intelektual adalah bila seseorang memiliki kecerdasan dalam kategori yang baik dan mampu melihat realitas. Memiliki nalar yang baik dalam memecahkan masalah dan mengambil keputusan.
- Spiritual: Orang yang sehat secara spiritual adalah mereka yang memiliki ketenangan jiwa dengan id mereka secara rohani, dianggap sehat karena tidak melakukan hal-hal yang bertentangan dengan kewajaran dan dapar berbpikil rasional.
- Sosial: Dikatakan sehat secara soasialnya apabila seseorang dapat berinteraksi dengan baik dengan lingkungan sekitarnya.
C. Sejarah Perkembangan Kesehatan Mental
Seperti juga psikologi yang mempelajari hidup kejiwaan manusia, dan memiliki usia sejak adanya manusia di dunia, maka masalah kesehatan jiwa itupun telah ada sejak beribu-ribu tahun yang lalu dalam bentuk pengetahuan yang sederhana.
Beratus-ratus tahun yang lalu orang menduga bahwa penyebab penyakit mental adalah syaitan-syaitan, roh-roh jahat dan dosa-dosa. Oleh karena itu para penderita penyakit mental dimasukkan dalam penjara-penjara di bawah tanah atau dihukum dan diikat erat-erat dengan rantai besi yang berat dan kuat. Namun, lambat laun ada usaha-usaha kemanusiaan yang mengadakan perbaikan dalam  menanggulangi orang-orang yang terganggu mentalnya ini. Philippe Pinel di Perancis dan William Tuke dari Inggris adalah salah satu contoh orang yang berjasa dalam mengatasi dan menanggulangi orang-orang yang terkena penyakit mental. Masa-masa Pinel dan Tuke ini selanjutnya dikenal dengan masa pra ilmiah karena hanya usaha dan praksis yang mereka lakukan tanpa adanya teori-teori yang dikemukakan.
Masa selanjutnya adalah masa ilmiah, dimana tidak hanya praksis yang dilakukan tetapi berbagai teori mengenai kesehatan mental dikemukakan. Masa ini berkembang seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan alam di Eropa.
Dorothea Dix merupakan seorang pionir wanita dalam usaha-usaha kemanusiaan berasal dari Amerika. Ia berusaha menyembuhkan dan memelihara para penderita penyakit mental dan orang-orang gila. Sangat banyak jasanya dalam memperluas dan memperbaiki kondisi dari 32 rumah sakit jiwa di seluruh negara Amerika bahkan sampai ke Eropa. Atas jasa-jasa besarnya inilah Dix dapat disebut sebagai tokoh besar pada abad ke-19.
Tokoh lain yang banyak pula memberikan jasanya pada ranah kesehatan mental adalah Clifford Whittingham Beers (1876-1943). Beers pernah sakit mental dan dirawat selama dua tahun dalam beberapa rumah sakit jiwa. Ia mengalami sendiri betapa kejam dan kerasnya perlakuan serta cara penyembuhan atau pengobatan dalam asylum-asylum tersebut. Sering ia didera dengan pukulan-pukulan dan jotosan-jotosan, dan menerima hinaan-hinaan yang menyakitkan hati dari perawat-perawat yang kejam. Dan banyak lagi perlakuan-perlakuan kejam yang tidak berperi kemanusiaan dialaminya dalam rumah sakit jiwa tersebut. Setelah dirawat selama dua tahun, beruntung Beers bisa sembuh.
Di dalam bukunya ”A Mind That Found Itself”, Beers tidak hanya melontarkan tuduhan-tuduhan terhadap tindakan-tindakan kejam dan tidak berperi kemanusiaan dalam asylum-asylum tadi, tapi juga menyarankan program-program perbaikan yang definitif pada cara pemeliharaan dan cara penyembuhannya. Pengalaman pribadinya itu meyakinkan Beers bahwa penyakit mental itu dapat dicegah dan pada banyak peristiwa dapat disembuhkan pula. Oleh keyakinan ini ia kemudian menyusun satu program nasional, yang berisikan:
  1. Perbaikan dalam metode pemeliharaan dan penyembuhan para penderita mental.
  2. Kampanye memberikan informasi-informasi agar orang mau bersikap lebih inteligen dan lebih human atau berperikemanusiaan terhadap para penderita penyakit emosi dan mental.
  3. Memperbanyak riset untuk menyelidiki sebab-musabab timbulnya penyakit mental dan mengembangkan terapi penyembuhannya.
  4. Memperbesar usaha-usaha edukatif dan penerangan guna mencegah timbulnya penyakit mental dan gangguan-gangguan emosi.
William James dan Adolf Meyer, para psikolog besar, sangat terkesan oleh uraian Beers tersebut. Maka akhirnya Adolf Meyer-lah yang menyarankan agar ”Mental Hygiene” dipopulerkan sebagai satu gerakan kemanusiaan yang baru. Dan pada tahun 1908 terbentuklah organisasi Connectitude Society for Mental Hygiene. Lalu pada tahun 1909 berdirilah The National Committee for Mental Hygiene, dimana Beers sendiri duduk di dalamnya hingga akhir hayatnya.
D. Pendekatan Kesehatan Mental
Beberapa ahli mengemukakan orientasi umum dan pola-pola wawasan kesehatan mental, yang terbagi menjadi tiga orientasi, yaitu:

Orientasi Klasik
Orientasi klasik ini banyak digunakan dalam dunia kedokteran, termasuk psikiatri. Menurut pandangan orientasi klasik, individu yang sehat adalah individu yang tidak mempunyai keluhan tertentu, seperti ketegangan, rasa lelah, cemas, rendah diri, atau perasaan tak berguna, yang semuanya menimbulkan perasaan “sakit” atau “perasaan tak sehat”, serta mengganggu efisiensi dan efektifitas kegiatan sehari-hari. Individu yang sehat adalah individu yang tidak mempunyai keluhan secara fisik dan mental. Sehat fisik merujuk pada tidak adanya keluhan secara fisik, dan sehat mental merujuk pada tidak adanya keluhan secara mental.

Orientasi Penyesuaian Diri
Pandangan yang digunakan sebagai landasan orientasi penyesuaian diri adalah pendekatan yang menegaskan bahwa manusia pada umumnya adalah makhluk yang sehat secara mental. Dengan pandangan ini penentuan sehat atau sakit mental dilihat sebagai derajat kesehatan mental. Selain itu, berdasarkan orientasi penyesuaian diri, kesehatan mental dipahami sebagai kondisi kepribadian individu secara utuh. Penentuan derajat kesehatan mental bukan hanya berdasarkan jiwanya tetapi juga berkaitan dengan proses pertumbuhan dan perkembangan individu dalam lingkungannya. Kesehatan mental seseorang sangat erat kaitannya dengan tuntutan-tuntutan masyarakat tempat dimana individu hidup, masalah-masalah hidup yang dialami, peran sosial dan pencapaian-pencapaian sosialnya.
Kesehatan mental merupakan kemampuan individu untuk secara aktif menyesuaikan diri sesuai tuntutan kenyataan di sekitarnya, yang merujuk pada tuntutan yang berasal dari masyarakat yang secara konkret mewujud dalam tuntutan orang-orang yang ada di sekitarnya. Penyesuaian diri ini tidak mengakibatkan perubahan kepribadian, stabilitas diri tetap terjaga, dan tetap memiliki otonomi diri. Individu dapat menerima apa yang ia anggap baik dan menolak apa yang ia anggap buruk berdasarkan pegangan normatif yang ia miliki. Individu yang sehat akan melihat realitas terhadap masalah yang dihadapinya dan bagaimana kondisi dirinya berkaitan dengan masalah itu sebelum menentukan tindakan yang akan diambil. Individu yang sehat memiliki kemampuan memahami realitas internal dan eksternal dirinya. Ia tidak bereaksi secara mekanik atau kompulsif-repetitif tetapi merespons secara realistis dan berorientasi pada masalah.

Orientasi Pengembangan Potensi
Menurut pandangan ini, kesehatan mental terjadi bila potensi-potensi kreatifitas, rasa humor, rasa tanggung jawab, kecerdasan, kebebasan bersikap dapat berkembang secara optimal sehingga mendatangkan manfaat bagi dirinya sendiri dan lingkungan disekitarnya. Individu dianggap mencapai taraf kesehatan mental, bila ia mendapatkan kesempatan untuk mengembangkan potensialitasnya menuju kedewasaan sehingga dapat dihargai oleh orang lain dan dirinya sendiri.
Individu yang sehat mental adalah individu yang dapat dan mampu mengembangkan dan memanfaatkan potensi yang ada pada dirinya untuk kegiatan yang positif-konstruktif, sehingga dapat meningkatkan kualitas dirinya. Pemanfaatan dan pengembangan potensi ini dapat dipergunakan dalam kegiatan dan kehidupan sehari-hari.

Jadi, fokus utama kesehatan mental adalah kesejahteraan emosional, kemampuan menjalani hidup secara utuh dengan penuh kreatif, dan fleksibilitas dalam menghadapi tantangan yang tak terelakkan dalam realitas kehidupan, sebagai pribadi maupun anggota masyarakat. Kesehatan mental merujuk pada aplikasi dan pengembangan prinsip-prinsip praktis dalam pencegahan, pencapaian, dan pemeliharaan unsur-unsur psikologis dalam diri individu sebagai upaya untuk mengatasi munculnya masalah-masalah mental atau maladjusment. Kesehatan mental selalu terkait dengan; (1) bagaimana individu merespon --memikirkan, merasakan, dan menjalani-- kehidupan sehari-hari, (2) bagaimana individu memandang realitas dirinya sendiri dan orang lain, (3) bagaimana individu melakukan evaluasi terhadap berbagai alternatif dan pengambilan keputusan terhadap suatu masalah yang menimpa dirinya.



Sumber:

Sunday, November 15, 2015

ARTIKEL TENTANG PENGARUH INTERNET

Saat ini banyak sekali media sosial yang bermuculan, seperti Facebook, Twitter, Path, Instagram dan lain-lain. Banyak orang  yang mengunakan identitas palsu atau bisa disebut dengan anonim untuk mendaftrakan diri atau menjadi penguna aktif dari salah satu jaringan sosial. Artinya, mereka tidak menggunakan jati diri asli mereka dalam dunia maya, dan memiliki kepribadian yang berbeda. Beberapa faktor yang membuat seseorang mengunakan identitas palsu adalah untuk menutup jejaknya di dunia maya, dan menjaga reputasi serta harga diri. Dimana seseorang ingin meluapkan emosinya di dunia maya, tanpa diketahui oleh orang lain siapa dia sebenarnya. 

Salah satu contoh adalah kasus yang di buat oleh sebuah akun Twitter dengan nama akun @T********** 2000, dimana dia banyak men-tweet tentang seorang politikus dan merusak nama baik orang yang bersangkutan. Karena masalah ini orang yang memiliki akun tersebut dapat diberikan ancaman hukuman dengan pasal 310 ayat (1). Namun dengan identitas palsu yang dia gunakan untuk membuat akun tersebut, polisi kesulitan untuk mencari keberadaannya saat itu.

sumber: http://alfidila01.blogspot.co.id/2014/10/aspek-psikologis-dan-individu-pengguna.html

Analisis:

Aspek Demografis dari Individu Pengguna Internet
Aspek demografis adalah aspek yang harus mempertimbangkan gender, usia, budaya dan SES ( Social – Economic – Status ) dalam interaksi individu dan internet. Jadi perkembangan internet pun akan berdampak positif maupun negatif, tergantung dengan individu itu sendiri yang menggunakan atau berinteraksi dengan internet. Saat berinteraksi dengan seseorang didunia maya, kita harus selalu berhati – hati terhadap orang yang kita kenal lewat internet. Karena terkadang banyak orang-orang yang melakukan penipuan dengan menggunakan identitas palsu berupa profil maupun foto yang mereka unggah di dunia maya untuk menarik para kaum remaja khususnya perempuan.
Dalam kasus tersebut, di dalam dunia maya, hal tersebut bisa disebut sebagai 'haters', orang yang sangat membenci seseorang. Terkait dengan kondisi psikisnya, belum tentu orang tersebut mengenal baik orang yang dia tidak sukai. Dia juga menggunakan identitas yang bukan dirinya dalam menilai orang lain dan mentweetnya di internet.
Hal-hal tersebut bisa saja disebabkan karena SES ataupun kurangnya pendidikan yang didapatkan oleh seseorang. Hal tersebut menyebabkan pembentukan kepribadian yang kurang konsisten dan kurang baik. 

Friday, October 30, 2015

SELF ONLINE: PERSONALITY AND DEMOGRAPHIC IMPLICATIONS





Seiring berjalannya waktu, internet telah merubah kebiasaan dari masyarakat dan secara tidak langsung telah memberikan pengaruh yang besar kepada diri kita dan juga orang lain. Internet membuat individu dapat merubah identitasnya secara tidak langsung, karena internet bukan merupakan komunikasi face-to-face atau langsung secara realitas. Namun bagaimanapun internet tetap memiliki dampak negative dan positif. Internet dapat membuat kemajuan pada diri kita namun bila penggunaannya salah maka akan menghancurkan diri kita sendiri.

Identitas bukan sesuatu yang hanya ada di dalam kepala kita namun juga kepribadian kita yang dapat dilihat sehari-hari, seperti jenis kelamin, daerah asal, dan status sosial ekonomi. Hal-hal tersebut memiliki dampak bagaimana kita berhubungan dengan internet dan bagaimana kita terkena dampak dari internet.

PEMIKIRAN BARU TENTANG IDENTITAS

Para psikolog percaya bahwa identitas atau kepribadian diri berasal dari factor biologis dan factor pengalaman yang kita alami selama hidup. Namun dalam ber-internet, individu dapat merubah dirinya menjadi seseorang yang berbeda. Individu dapat menampilkan identitas yang berbda dari identitas aslinya. Hal tersebut dapat menyebabkan Dissociative Identity Desorder. Hal tersebut terasa normal pada awalnya namun lama kelamaan kepribadiannya akan terasa membingungkan individu tersebut.
Bahkan terkadang ada yang lebih nyaman menampilkan dirinya dalam dunia internet dibandingkan secara langsung. Mereka dapat menampilkan emosionalnya secara langsung namun pada realita mereka kurang nyaman dalam berkomunikasi.
Bagaimanapun internet tetap memiliki dampak baiik karena dapat mengakses berbagai macam hal dan informasi dengan mudah.
Bila orang yang sedang online dan di realitasnya adalah orang yang berbeda maka hal tersebut dapat menyebabkan Psychologycal Distress. Terkadang media online juga dapat menyakiti hati orang dan menyebabkan hubungan terganggu.

SATU ATAU BANYAK ORANG: EKSPLORASI REMAJA

Identitas didapatkan dari biologis dan pengalaman. Namun pada saat remaja, identitas masih berubah-ubah sehingga belum memiliki identitas yang dominan. Identitas yang berubah-ubah terkadang mengganggu lingkungan sekitar pada realitanya. Namun memang dianjurkan bagi anak-anak untuk mencoba beberapa kepribadian, namun percobaan kepribadian bukanlah dianjurkan secara tidak langsung di media online melainkan secara langsung di realita.

Kebanyakan orang menampilkan dirinya di dunia online secara lebih cantik atau lebih macho. Mereka juga menunjukkan dirinya yang ekstrovert dalam dunia online. Hal tersebut menyebabkan terjadinya adanya dua kepribadian yaitu kepribadian online dan kepribadian offline.

Hal-hal tersebut dapat menyebabkan persepsi yang berbeda terhadap individu dari orang lain dan juga menyebabkan mereka sulit berkomunikasi secara langsung karena lebih menyenangi komunikasi online.
Namun bila kepribadian aslinya dan kepribadian onlinenya tidak berbeda jauh maka hal tersebut masih dikatakan baik.

EKSPANSI DIRI ATAU RASA MALU SAAT BERINTERNET

Banyak orang menemukan diri mereka bertindak dengan cara-cara tidak berkarakter online, karena fenomena yang disebut rasa malu .
Rasa malu didefinisikan sebagai ketidakmampuan untuk mengontrol perilaku impulsif , pikiran atau perasaan dan lainnya. orang berkomunikasi dengan cara yang mereka biasanya tidak akan melakukan saat tidak berinternet.
  
Enam alasan mengapa orang memperpanjang ekspresi emosional mereka untuk dirinya saat berinternet:
1. anonimitas Dissociative
2. Gaib
3. Asynchronity
4. introyeksi solipsistik
5. imajinasi Dissociative
6. Minimalisasi status dan otoritas


INTOVERTS DAN EXTROVERT ONLINE

Disebut "studi paradoks internet" Penelitian ini awalnya menemukan bahwa penggunaan internet meningkat kesepian dan depresi pada sampel orang-orang yang menerima komputer gratis dan akses internet di hari-hari awal internet.
Mereka menemukan bahwa sejalan dengan kepribadian mereka, ekstrovert meningkatnya kontak sosial mereka dengan menjadi online, sementara introvert yang menggunakan internet secara ekstensif menurun kontak sosial. Hasil yang sama ditemukan dengan kesepian, ekstrovert menjadi tidak kesepian dengan penggunaan internet yang luas dan introvert menjadi lebih kesepian.

THE INFLUENCE OF AGE, ETHNICITY, CULTURE, AND POVERTY

Pengaruh dari Umur, Etnis, Budaya dan Kemiskinan
Seperti pada penjelasan sebelumnya, kepribadian tidak terlalu berpengaruh dalam mententukan penggunaan internet, hal ini di karenakan seorang individu juga dipengaruhi oleh umur, etnis, budaya dan status ekonomi-sosial mereka

Pertama-tama adalah :
(Kaum tua) Elderly
Kaum tua (yang berumur diatas 65 tahun +) adalah kaum yang biasanya paling sedikit menggunakan internet namun pada akhir-akhir ini jumlahnya meningkat. Koten yang mereka akses pun bervariasi dan kaum tua dengan status sosial tinggi lebih cenderung sering on-line dibanding yang minoritas, serta kaum-kaum tua umumnya mengakses koten yang berhubungan dengan kesehatan fisik dan mental (seperti informasi medis, cara menghilangkan stress, hal-hal religius, dll)

Socioeconomic Status and Culture (Status sosial ekonomi dan budaya)
Jumlah pengguna internet pada saat ini (di amerika utara terutama) mayoritas adalah laki-laki kelas menengah, norris dalam bukunya the digital divide (2000) mengatakan bahwa penduduk di area yang tingkat sosial ekonominya tinggi akan lebih banyak menggunakan internet.
Selain itu internet juga dapat berperan sebagai jembatan komunikasi antar tempat yang berjauhan yang mana dapat memudahkan orang untuk menjalin komunikasi jarak jauh, mereka dengan kelas sosial tinggi akan cenderung individualis sementara mereka dengan kelas sosial menegah kebawah biasanya cenderung kolektif (berkelompok).
Catatan juga bahwa di beberapa negara seperti amerika yang dimana ras asfrika-amerika nya adalah minoitas menggunakan internet untuk memudahkan hidup mereka dalam berkomunikasi dan berusaha, sehingga angka penggunaan nya cukup tinggi meskipun mereka adalah minoritas.

Ethnicity
Menurut survey yang diadakan di amerika oleh NUA internet survey, etnis yang mendominasi penggunaan internet adalah caucasian (sekitar 87.5 miliar orang) dan sebagian besar bergender laki-laki. Menurut Badagliaco (1990) laki-laki cenderung memiliki pengalaman menggunakan komputer yang lebih baik dibanding wanita.
Sementara itu di sisilain, etnis africa amerika juga mulai banyak yang menggunakan internet karena mereka melihat peluang dalam internet agar supaya mereka dapat meningkatkan kualitas hidup mereka. Namun di internet juga dapat menjadi tempat beredarnya hal-hal yang memiliki koten rasisme yang mana seringkali menjadi penyebab konflik antar etnis karena tidak adanya regulasi di internet yang hampir selalu di menangkan oleh kaum mayoritas.



DIRI SEBAGAI DEMOGRAFIS ONLINE

Psikolog perkembangan telah menunjukkan kepada kita bahwa salah satu elemen paling awal
dalam pembangunan kesadaran diri kita adalah jenis kelamin. Elemen yang juga penting dalam pengembangan diri adalah elemen dari usia, ras, budaya, dan status sosial ekonomi.
Pada tahun 1998, Morahan-Martin mencatat:
Ada kesenjangan gender dalam penggunaan Internet dari masa kanak-kanak, anak laki-laki lebih berpengalaman dengan komputer dan memiliki sikap yang lebih baik terhadap komputer daripada perempuan. Perbedaan jenis kelamin dalam penggunaan komputer, pengalaman dan sikap serta budaya komputer dapat ditransfer ke penggunaan Internet dan sikap. Pada kenyataannya, budaya Internet ini dikembangkan oleh penggunanya awal, terutama laki-laki yang merupakan sorang ilmuwan, matematikawan, dan hacker komputer berteknologi canggih. Budaya ini dapat menyenangkan dan asing bagi perempuan.
Sementara Morahan-Martin berpendapat bahwa kesenjangan ini berlanjut hari ini, setidaknya dalam pola penggunaan (komunikasi pribadi, April 26, 2005), UCLA kelompok (Cole et al., 2003) melaporkan bahwa sebagian besar pria dan wanita sekarang menggunakan internet (73,1% dari laki-laki dan 69% dari perempuan).
Dalam hal ini, pola penggunaan internet bukanlah hal yang baru. Telepon ini awalnya digunakan untuk urusan pemerintahan provinsi dan untuk kebutuhan bisnis, tetapi oleh perempuan diperoleh kenyamanan dan keakraban dengan media, lalu internet semakin digunakan untuk laki-laki dengan tujuan-tujuan sosial. Sebuah laporan oleh Williamson di eMarketer (Mei 2005) menunjukkan bahwa dari tahun 2004, perempuan telah menjadi sebagian besar pengguna Internet Amerika Serikat (51,6%) dan tren ini diperkirakan akan terus menerus terjadi dan semakin berkembang. Perempuan telah menggunakan Internet untuk penggunaan dalam permainan, kesehatan konten dan musik, tetapi semakin mengalihkan konsumen untuk berbelanja online.

GENDER DAN PENGGUNAAN INTERNET 

Kita mungkin akan berasumsi bahwa laki-laki tertarik dengan video game dalam penggunaan internet, dan dengan demikian, dapat ditemukan bahwa dalam perbedaan gender terdapat perbedaan dalam kemampuan seperti kemempuan spasial. Kemungkinan bahwa penurunan perbedaan-perbedaan ini adalah hasil, dalam hal ini adalah peningkatan komputer sebagai media dan akses ke Internet. Wanita menggunakan semua media komunikasi lebih banyak dari laki-laki. Hal ini yang terjadi dalam maraknya penggunaan internet.
Internet dapat menyatu ke dalam masyarakat kontemporer, keterampilan sosial biasanya yang dimiliki oleh wanita semakin diperlukan untuk Penggunaan internet yang efektif. Kebutuhan keterampilan sosial ini terutama terlihat dalam insiden disinhibition, sering disebut gejolak yang dilihat dalam beberapa komunikasi Internet.

 GENDER DAN BERMAIN GAME

Penelitian telah menunjukkan bahwa bermain video game adalah prediktor kuat dalam penggunaan komputer dan Internet (Morahan-Martin, 1998). Meunier (1996) menunjukkan bahwa laki-laki cenderung lebih tertarik pada komputer daripada perempuan, fenomena ini berasal dari sosialisasi di dalam maupun di luar sekolah dan cara bermain yang berbeda preferensi dalam video game.