Thursday, April 27, 2017

PSIKOTERAPI

KONSELING PSIKOTERAPI

Psikoterapi adalah serangkaian metode berdasarkan ilmu-ilmu psikologi yang digunakan untuk mengatasi gangguan kejiwaan atau mental seseorang.

Menurut Gunarsa (2007), psikoterapi lahir pada pertengahan dan akhir abad yang lalu, dilihat secara etimologis mempunyai arti sedrhana, yakni “psyche” yang artinya je;as, yaitu “mind’ atau sederhannaya: jiwa dan “therapy” dari Bahasa Yunani yang berarti “merawat” atau “mengasuh”, sehingga psikoterapi dalam arti sempitnya adalah “perawatan terhadap aspek kejiawaan” seseorang.  Dalam Oxford English Dictionary, perkataan “psychoteraphy” tidak tercantum, tetapi ada perkataan “psychotherapeutic” yang diartikan sebagai perawatan terhadap sesuatu penyakit dengan mempergunakan teknik psikologis untuk melakukan intervensi klinis. Dengan demikian perawatan melalui teknik psikoterapi adalah perawatan yang secara umum mempergunakan intervensi psikis dengna pendekatan psikologik terhadap pasien yang mengalami gangguan psikis atuaa hambatan kepribadian. Sebagaimana diketahui bahwa perawatan terhadap penderita seperti tersebut ini, juga bisa dilakukan dengan pendekatan dari bidang Kedokteran, anatara lain dengan farmakoterapi.

Menurut Wolberg (dalam  Gunarsa,2007) psikoterapi adalah suatu bentuk dari perawatan (treatment) terhadap maslaah-masalah yang dasarnya emosi, dimana seorang yang terlatih, dnegna saksama membentuk hubungna profesional dnegna pasien dnegan tujuan memindahkan, mengubah atau mencegah munculnya gejala dan menjadi perantara untuk menghilangkan pola-pola perilaku yang terhambat serta meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan positif dari kepribadiannya.

PSIKOTERAPI HUMANISTIK

Psikologi humanistik (Humanistic Psychology) di buat oleh sekelompok ahli psikologi pada awal tahun 1960-an yang bekerja sama di bawah kepemimpinan Abraham Maslow dalam mencari alternatif dari dua teori yang sangat berpengaruh atas pemikiran intelektual dalam psikologi. Kedua teori yang dimaksud adalah psikoanalisis dan behaviorisme. Maslow menyebut psikologi humanistik sebagai “kekuatan ketiga”. Teori eksistensial-humanistik menekankan renungan filosofi tentang apa artinya menjadi manusia.
Terapi eksistensial berpijak pada premis bahwa manusia tidak bisa lari dari kebebasan dan bahwa kebebasan dan tanggung jawab berkaitan. Dalam penerapan-penerapan terapeutiknya eksistensial-humanistik memusatkan perhatian pada filosofis yang melandasi terapi. Pendekatan atau teori eksistensial-humanistik menyajikan suatu landasan filosofis bagi orang berhubungan dengan sesama yang menjadi ciri khas, kebutuhan yang unik dan menjadi tujuan konselingnya, dan yang melalui implikasi-implikasi bagi usaha membantu dalam menghadapi pertanyaan-pertanyaan dasar yang menyangkut keberadaan manusia.

Pendekatan eksistensial-humanistik mengembalikan pribadi kepada fokus sentral, sentral memberikan gambaran tentang manusia pada tarafnya yang tertinggi. Pendekatan Eksistensial-Humanistik dalam konseling menggunakan sistem teknik-teknik yang bertujuan untuk mempengaruhi konseli. Pendekatan terapi eksistensial-humanistik bukan merupakan terapi tunggal, melainkan suatu pendekatan yang mencakup terapi-terapi yang berlainan yang semuanya berlandaskan konsep-konsep dan asumsi-asumsi tentang manusia.
Tokoh-tokoh dalam konseling eksistensial-humanistik yaitu, Abraham Maslow, Carl H. Rogers, Holo May, Bagental, Yourard dan Arbuckle.

A. KONSEP DASAR
Psikologi eksistensial humanistiK berfokus pada kondisi manusia. Menurut Gerald Corey, (1988:54-55) ada beberapa konsep utama dari pendekatan eksistensial yaitu :
  1. Kesadaran diri: Manusia memiliki kesanggupan untuk menyadari dirinya sendiri, suatu kesanggupan yang unik dan nyata yang memungkinkan manusia mampu berpikir dan memutuskan. Semakin kuat kesadaran diri itu pada seseorang, maka akan semakin besar pula kebebasan yang ada pada orang itu. Kesanggupan untuk memilih alternatif-alternatif yakni memutuskan secara bebas di dalam kerangka pembatasnya adalah suatu aspek yang esensial pada manusia.
  2. Kebebasan, tanggung jawab, dan kecemasan: Kesadaran atas kebebasan dan tanggung jawab dapat menimbulkan kecemasan yang menjadi atribut dasar pada manusia. Kecemasan eksistensial juga bisa diakibatkan oleh kesadaran atas keterbatasannya dan atas kemungkinan yang tak terhindarkan untuk mati. Kesadaran atas kematian memiliki arti penting bagi kehidupan individu sekarang, sebab kesadaran tersebut menghadapkan individu pada kenyataan bahwa dia memiliki waktu yang terbatas untuk mengaktualkan potensi – potensinya.
  3. Penciptaan Makna: Manusia itu unik, dalam artian bahwa dia berusaha untuk menemukan tujuan hidup dan menciptakan nilai-nilai yang akan memberikan makna bagi kehidupan. Pada hakikatnya manusia memiliki kebutuhan untuk berhubungan dengan sesamanya dalam suatu cara yang bermakna, sebab manusia adalah makhluk rasional. Kegagalan dalam menciptakan hubungan yang bermakna dapat menimbulkan kondisi-kondisi keterasingan dan kesepian. Manusia juga berusaha untuk mengaktualkan diri yakni mengungkapkan potensi – potensi manusiawinya sampai taraf tertentu.

Kemudian konsep dasar menurut Akhmad Sudrajat adalah :
  1. Manusia sebagai makhluk hidup yang dapat menentukan sendiri apa yang ia kerjakan dan yang tidak dia kerjakan, dan bebas untuk menjadi apa yang ia inginkan. Setiap orang bertanggung jawab atas segala tindakannya.
  2. Manusia tidak pernah statis, ia selalu menjadi sesuatu yang berbeda, oleh karena itu manusia mesti berani menghancurkan pola-pola lama dan mandiri menuju aktualisasi diri
  3. Setiap orang memiliki potensi kreatif dan bisa menjadi orang kreatif. Kreatifitas merupakan fungsi universal kemanusiaan yang mengarah pada seluruh bentuk self expression.

B. TUJUAN KONSELING
Tujuan Konseling menurut Akhmad Sudrajat yaitu:
  • Mengoptimalkan kesadaran individu akan keberadaannya dan menerima keadaannya menurut apa adanya. Saya adalah saya.
  • Memperbaiki dan mengubah sikap, persepsi cara berfikir, keyakinan serta pandangan-pandangan individu, yang unik, yang tidak atau kurang sesuai dengan dirinya agar individu dapat mengembangkan diri dan meningkatkan self actualization seoptimal mungkin.
  • Menghilangkan hambatan-hambatan yang dirasakan dan dihayati oleh individu dalam proses aktualisasi dirinya.
  • Membantu individu dalam menemukan pilihan-pilihan bebas yang mungkin dapat dijangkau menurut kondisi dirinya.

C. MODEL OPERASIONAL
Model operasional/strategi yang digunakan adalah Non directive artinya konselor memberikan kepercayaan kepada klien agar aktif.

D. MODEL PERAN KONSELING
Model peran konseling sebagai berikut:
  • Memahami dunia klien dan membantu klien untuk berfikir dan mengambil keputusan atas pilihannya yang sesuai dengan keadaan sekarang.
  • Mengembangkan kesadaran, keinsafan tentang keberadaannya sekarang agar klien memahami dirinya bahwa manusia memiliki keputusan diri sendiri.
  • Konselor sebagai fasilitator memberi  dorongan dan motivasi agar klien mampu memahami dirinya dan bertanggung jawab menghadapi reality.
  • Membentuk kesempatan seluas-luasnya kepada klien, bahwa putusan akhir pilihannya terletak ditangan klien.

E. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN
Kelebihan:
  1. Teknik ini dapat digunakan bagi klien yang mengalami kekurangan dalam perkembangan dan kepercayaan diri.
  2. Adanya kebebasan klien untuk mengambil keputusan sendiri.
  3. Memanusiakan manusia.
Kekurangan:
  1. Dalam metodologi, bahasa dan konsepnya yang mistikal
  2. Dalam pelaksanaannya tidak memiliki teknik yang tegas
  3. Terlalu percaya pada kemampuan klien dalam mengatasi masalahnya (keputusan ditentukan oleh klien sendiri)
  4. Memakan waktu lama

RATIONAL EMOTIF THERAPY

Rational Emotif Therapy (RET) dikembangkan oleh seorang eksistensialis Albert Ellis pada tahun 1962. Sebagaimana diketahui pada aliran ini dilatarbelakangi oleh filsafat eksistensialisme yang berusaha memahami manusia sebagaimana adanya. Manusia adalah subjek yang sadar akan dirinya dan sadar akan objek–objek yang dihadapinya. Manusia adalah makhluk yang berbuat dan berkembang dan merupakan individu dalam satu kesatuan yang berati manusia bebas, berfikir, bernafsu, dan berkehendak. Menurut Ellis (dalam Latipun, 2001:92) berpandangan bahwa RET merupakan terapi yang sangat komprehensif, yang menangani masalah-masalah yang berhubungan dengan emosi, kognisi, dan perilaku. Manusia tidak ditakdirkan untuk menjadi pengondisian awal. RET menegaskan bahwa manusia memiliki sumber–sumber yang tak terhingga bagi aktualisasi potensi dirinya dan bisa mengubah ketentuan–ketentuan pribadi dan masyarakat.

Konseling RET atau yang lebih dikenal dengan Rational Emotif Behavior Therapy (REBT) Adalah konseling yang menekankan interaksi berfikit, akal sehat, perasaan dan perilaku. Teori ini menekankan pada suatu perubahan yang mendalam terhadap cara berfikir dapat menghasilkan perubahan yang berarti dalam cara berperasaan dan berperilaku.
Pandangan pendekatan rasional emotif tentang kepribadian dapat dikaji dari konsep–konsep kunci teori Albert Ellis: ada tiga pilar yang membangun tingkah laku individu, yaitu Antecedent event (A), Belief (B), dan Emotional consequence (C). Kerangka pilar ini yang kemudian dikenal dengan konsep atau teori ABC.
  • Antecedent event (A) yaitu segenap peristiwa luar yang dialami atau memapar individu. Peristiwa pendahulu yang berupa fakta, kejadian, tingkah laku, atau sikap orang lain. Perceraian suatu keluarga, kelulusan bagi siswa, dan seleksi masuk bagi calon karyawan merupakan antecendent event bagi seseorang.
  • Belief (B) yaitu keyakinan, pandangan, nilai, atau verbalisasi diri individu terhadap suatu peristiwa. Keyakinan seseorang ada dua macam, yaitu keyakinan yang rasional (rational belief atau rB) dan keyakinan yang tidak rasional (irrasional belief atau iB). Keyakinan yang rasional merupakan cara berpikir atau system keyakinan yang tepat, masuk akal, bijaksana, dan kerana itu menjadi prosuktif. Keyakinan yang tidak rasional merupakan keyakinan ayau system berpikir seseorang yang salah, tidak masuk akal, emosional, dan keran itu tidak produktif.
  • Emotional consequence (C) merupakan konsekuensi emosional sebagai akibat atau reaksi individu dalam bentuk perasaan senang atau hambatan emosi dalam hubungannya dengan antecendent event (A). Konsekuensi emosional ini bukan akibat langsung dari A tetapi disebabkan oleh beberapa variable antara dalam bentuk keyakinan (B) baik yang rB maupun yang iB.

Ellis juga menambahkan D, E dan F untuk rumus ABC ini. Seorang terapis harus me­lawan (dispute; D) keyakinan-keyakinan irasional itu agar kliennya bisa menikmati dampak-dampak (effects; E) psi­kologis positif dari keyakinan–keyakinan yang rasional. Sehingga lahir perasaan(feelings; F) yaitu perangkat perasaan yang baru, dengan demikian kita tidak akan merasa tertekan, melainkan kita akan merasakan segala sesuatu sesuai dengan situasi yang ada. Teori pendekatan DEF dari ellis jika digambarkan dalam bentuk bagan adalah sebagai berikut:

1. D adalah yang meragukan atau membantah. Pada isensinya merupakan aplikasi dari metode ilimiah untuk menolong klien membantah keyakinan irasional. Ellis dan Bernard (1986) melukiskan tiga komponen dari proses membantah ini:
  • Pertama: klien belajar cara mendeteksi keyakinan irasional mereka, terutama kemutlakan seharusnya dan harus, sifat berlebihan, dan pelecehan pada diri sendiri.
  • Kedua: klien memperdebatkan keyakinan yang disfungsional itu dengan belajar cara mempertanyakan semua itu secara logis dan empiris dan dengan sekuat tenaga mempertanyakan kepada diri sendiri serta berbuat untuk tidak mempercayainya.
  • Ketiga: klien belajar untuk mendiskriminasikan keyakinan yang irasional dan rasional.

2. E adalah falsafah efektif, yang memiliki segi praktis. Falsafah rasional yang baru dan efektif terdiri dari menggantikan yang tidak pada tempatnya dengan yang cocok. Apabila itu berhasil maka akan tercipta F atau new feeling

3. F adalah perangkat perasaan yang baru. Kita tidak lagi merasakan cemas yang sungguh-sungguh, melainkan kita mengalami segala sesuatu sesuai dengan situasi yang ada.

A. KONSEP DASAR
  • Pemikiran manusia adalah penyebab dasar dari gangguan emosional. Reaksi emosional yang sehat atau tidak bersumber pada pemikiran itu.
  • Manusia mempunyai potensi pemikiran rasional dan irasional. Dengan pemikiran rasional dan inteleknyamanusia dapat terbebas dari gangguan emosional.
  • Pemikiran irasional bersumber pada disposisi biologis lewat pengalaman masa kecil dan pengaruh budaya.
  • Pemikiran dan emosi tidak dapat dipisahkan.
  • Berfikir logis dan tidak logis dilakukan dengan simbol–simbol bahasa.
  • Pada diri manusia terjadi self-verbalization,yaitu mengatakan sesuatu secara terus menerus kepada dirinya.
  • Pemikiran tak logis-irrasional dapat dikembalikan pada pemikiran logis dengan teroganisasi persepsi.

B. TUJUAN
Adapun tujuan RET adalah sebagai berikut:
  1. Memperbaiki dan mengubah sikap, persepsi, cara berfikir, keyakinan serta pandangan klien yang irrasional menjadi rasional, sehingga ia dapat mengembangkan diri dan mencapai realisasi diri yang optimal.
  2. Menghilangkan gangguan emosional yang dapat merusak diri seperti: benci, takut, rasa bersalah, cemas, was–was, marah, agar dapat menghadapi kenyataan hidup secara rasional dan membangkitkan kepercayaan diri, nilai–nilai dan kepercayaan diri.

Tiga tingkatan insight yang perlu dicapai klien dalam konseling dengan pendekatan rasional-emotif:
  1. Insight dicapai ketika klien memahami tentang tingkah laku penolakan diri yang dihubungkan dengan penyebab sebelumnya yang sebagian besar sesuai dengan keyakinannya tentang peristiwa–peristiwa yang diterima (antecedent event) pada saat yang lalu.
  2. Insight terjadi ketika konselor membantu klien untuk memahami bahwa apa yang menganggu klien pada saat ini adalah karena berkeyakinan yang irasional terus dipelajari dari yang diperoleh sebelumnya.
  3. Insight dicapai pada saat konselor membantu klien untuk mencapai pemahaman ketiga, yaitu tidak ada jalan lain untuk keluar dari hembatan emosional kecuali dengan mendeteksi dan melawan keyakinan yang irasional.

Sumber:

Wednesday, March 29, 2017

PSIKOTERAPI

Dilihat secara etimologis psikoterapi mempunyai arti sederhana, yakni “psyche” yang artinya jelas yaitu “mind” atau sederhananya: jiwa dan “therapy” mengasuh, sehingga psikoterapi dalam arti sempitnya adalah “perawatan terhadap aspek kejiwaan” seseorang.

A. Pengertian Psikoterapi Menurut Para Tokoh
  • Watson & Morse (1977) Bentuk khusus dari interaksi antara dua orang, pasien dan terapis, pada mana pasien memulai interaksi karena ia mencari bantuan psikologik dan terapis menyusun interaksi dengan mempergunakan dasar psikologik untuk membantu pasien meningkatkan kemampuan mengendalikan diri dalam kehidupannya dengan mengubah pikiran, perasaan dan tindakannya.
  • Corsini (1989) Psikoterapi adalah proses formal dari interaksi antara dua pihak, setiap pihak biasanya terdiri dari satu oran, tetapi ada kemungkinan terdiri dari dua orang atau lebih pada setiap pihak, dengan tujuan memperbaiki keadaan yang tidak menyenangkan (distress) pada salah satu dari kedua pihak karena ketidakmampuan atau malafungsi pada salah satu dari bidang-bidang berikut: fungsi kognitif (kelainan pada fungsi berfikir), fungsi afektif (penderitaan atau kehidupan emosi yang tidak menyenangkan) atau fungsi perilaku (ketidaktepatan perilaku); dengan terapis yang memiliki teori tentang asal-usul kepribadian, perkembangan, mempertahankan dan mengubah bersama-sama dengan beberapa metode perawatan yang mempunyai dasar teori dan profesinya diakui resmi untuk bertindak sebagai terapis.
  • Ivey & Simek-Downing (1980) Psikoterapi adalah proses jangka panjang, berhubungan dengan upaya merekonstruksi seseorang dan perubahan yang lebih besar pada struktur kepribadian.
B. Perbedaan Antara Konseling dan Psikoterapi
Corsini (1989) konseling dan psikoterapi bukan berbeda secara kualitatif tetapi perbedaannya pada tingkat kuantitatif. Sedangkan perbedaan konseling dan psikoterapi, dikutip dari uraian Brammer & Shostrom (1977) di bawah ini :

Brammer & Shostrom (1977) mengemukakan bahwa :
- Konseling ditandai oleh adanya terminology seperti : “educational, vocational, supportive, situational, problem solving, conscious awerness, normal, present-time dan short-term.
- Sedangkan psikoterapi ditandai oleh “supportive (dalam keadaan krisis), reconstructive, depthemphasis, analytical, focus on the past, neurotics and other severe emotional problems and long-tern”.

Corey (1988) mendefinisikan perbedaan konseling dan psikoterapi sebagai berikut:

♦ Konseling
  • Peningkatan kesadaran dan kemungkinan memilih
  • Berjangka pendek
  • Difokuskan pada masalah
  • Membantu individu untuk menyingkirkan hal-hal yang menghambat pertumbuhannya
  • Individu dibantu untuk menemukan sumber-sumber pribadi agar bisa hidup lebih efektif
 ♦ Psikoterapi
  • Difokuskan pada proses-proses tak sadar
  • Berurusan dengan pengubahan struktur kepribadian
  • Mengarah pada pemahaman diri yang intensif tentang dinamika-dinamika yang bertanggung jawab  atas terjadinya krisis-krisis kehidupan ketimbang hanya berurusan dengan usaha mengatasi krisis kehidupan tertentu.
C. Tujuan Psikoterapi
Berikut ini akan diuraikan mengenai tujuan dari psikoterapi secara khusus dari beberapa metode dan teknik psikoterapi yang banyak peminatnya, dari dua oran tokoh yakni Ivey, et al (1987) dan Corey (1991):

  • Tujuan psikoterapi dengan pendekatan psikodinamik, menurut Ivey, et al (1987): membuat sesuatu yang tidak sadar menjadi sesuatu yang disadari. Rekonstruksi kepribadiannya dilakukan terhadap kejadian-kejadian yang sudah lewat dan menyusun sintesis yang baru dari konflik-konflik yang lama.
  • Tujuan psikoterapi dengan pendekatan psikoanalisi, menurut Corey (1991): membuat sesuatu yang tidak sadar menjadi sesuatu yang disadari. Membantu klien dalam menghidupkan kembali pengalaman-pengalaman yang sudah lewat dan bekerja melalui konflik-konflik yang ditekan melalui pemahaman intelektual.
  • Tujuan psikoterapi dengan pendekatan Rogerian, terpusat pada pribadi, menurut Ivey, et al (1987): untuk memberikan jalan terhadap potensi yang dimiliki seseorang menemukan sendiri arahnya secara wajar dan menemukan dirinya sendiri yang nyata atau yang ideal dan mengeksplorasi emosi yang majemuk serta memberi jalan bagi pertumbuhannya yang unik.
  • Tujuan psikoterapi pada pendekatan terpusat pada pribadi, menurut Corey (1991): untuk memberikan suasana aman, bebas, agar klien mengeksplorasi diri dengan enak, sehingga ia bisa mengenai hal-hal yang mencegah pertumbuhannya dan bisa mengalami aspek-aspek pada dirinya yang sebelumnya ditolak atau terhambat.
  • Tujuan psikoterapi dengan pendekatan behavioristik, menurut Ivey, et al (1987): untuk menghilangkan kesalahan dalam belajar dan untuk mengganti dengan pola-pola perilaku yang lebih bisa menyesuaikan.
  • Sehubung dengan terapi behavioristik ini, Ivey, et al (1987) menjelaskan mengenai tujuan pada terapi kognitif-behavioristik, yakni: menghilangkan cara berfikir yang menyalahkan diri sendiri, mengembangkan cara memandang lebih rasional dan toleran terhadap diri sendiri dan orang lain.
  • Corey (1991) merumuskan mengenai kognitif-behavioristik dan sekaligus rasional-emotif terapi dengan: menghilangkan cara memandang dalam kehidupan pasien yang menyalahkan diri sendiri dan membantunya memperoleh pandangan dalam hidup secara rasional dan toleran.
  • Tujuan psikoterapi dengan metode dan teknik Gestalt, dirumuskan oleh Ivey, et al (1987): agar seseorang menyadari mengenai kehidupannya dan bertanggung jawab terhadap arah kehidupan seseorang.
  • Corey (1991) merumuskan tujuan terapi Gestalt: membantu klien memperoleh pemahaman mengenai saat-saat dari pengalamannya. Untuk merangsang menerima tanggung jawab dari dorongan yang ada di dunia dalamnya yang bertentangan dengan ketergantungannya terhadap dorongan-dorongan dari dunia luar.
D. Unsur-Unsur Psikoterapi
Masserman (Karasu 1984) telah melaporkan tujuh “parameter pengaruh” dasar yang mencakup unsur-unsur lazim pada semua jenis psikoterapi. Dalam hal ini termasuk :

  • Peran sosial (martabat) psikoterapis,
  • Hubungan (persekutuan terapeutik),
  • Hak,
  • Retrospeksi,
  • Re-edukasi,
  • Rehabilitasi,
  • Resosialisasi dan rekapitulasi.


Sumber:

Sunday, May 22, 2016

SELF-DIRECTED CHANGES

Konsep dan Penerapan Self-Directed Changes

Self: Diri atau Pribadi
Directed: Mengarahkan
Change: Berubah

Kalau kita gabungkan menjadi “Mengarahkan Perubahan Diri” jadi kesimpulan Self-directed changes adalah perubahan diri.

Self-directed changes adalah sebuah teori yang mengajarkan tentang bagaimana kita bisa mengubah diri kearah yang lebih baik dari kenyataan hidup yang kurang mendukung. Kalau kita tidak bisa mengantisipasi perubahan, maka kita perlu menjadikan perubahan itu sebagai dorongan untuk mengubah diri.

Beberapa tahapan self-directed changes, diantaranya adalah sebagai berikut:

  • Meningkatkan kontrol diri
Mendasarkan diri pada kesadaran bahwa pada setiap manusia memiliki kemampuan untuk mengembangkan dirinya sesuai dengan kondisi yang dimiliki setiap manusia.

  • Menetapkan tujuan
Untuk menjaga individu agar tetap tertuju pada proses pembelajaran, dalam arti dapat mengetahui dan mampu secara mandiri menetapkan mengenai apa yang ingin dipelajari dalam mencapai kesehatan mental, serta tahu akan kemana tujuan hidupnya, cakap dalam mengambil keputusan dan mampu berpartisipasi di masyarakat dan akan mampu mengarahkan dirinya.

  • Pencatatan perilaku
Menguatkan perilaku ulang kalau individu merasa bisa mengambil manfaat dari perilaku yang pernah dilakukan sebelumnya, kemungkinan lain yang bisa menjadikan seseorang mengulang perilaku sebelumnya karena merasa senang dengan apa yang pernah dilakukan.

  • Menyaring anteseden perilaku
Bisa membagi perilaku sasaran ke dalam perubahan, serta membantu individu agar lebih siap dalam mempelajari perilaku tersebut. Pemahaman akan anteseden perilaku membantu individu agar dapat dengan tepat memilih nilai-nilai dan merencanakan strategi.

  • Menyusun konsekuensi yang efektif
Pemahaman dalam arti sehat mental dapat menentukan perubahan pada individu dalam melakukan mobilitas untuk melakukan segala sesuatu aktifitas –aktifitas yang dilakukan oleh manusia, dalam menanggapi stimulus lingkungan, yang meliputi aktivitas motoris, emosional,dan kognitif dalam mencapai kematangan mental.

  • Menerapkan perencana intervensi
Membawa perubahan, tentunya pada perubahan yang lebih baik. Dalam arti pemahaman nilai-nilai, karakter / watak, dan cara cara berperilaku secara individual.

  • Evaluasi
Faktor yang penting untuk mencapai kematangan pribadi, sedangkan salah satu faktor penting untuk mengetahui keefektivan adalah evaluasi baik terhadap proses maupun hasil pembelajaran.




Sumber:

Saturday, May 14, 2016

PEKERJAAN DAN WAKTU LUANG

A. Penyesuaian Diri dalam Pekerjaan

Ketika Anda memasuki dunia kerja dan lingkungan kerja baru, ada beberapa hal yang perlu Anda perhatikan. Tentu saja ini terkait erat dengan penyesuaian diri Anda pada lingkungan baru. Akan menjadi masalah jika Anda tidak mampu segera menyesuaikan diri dalam lingkungan kerja yang baru. Ketika proses penyesuaian diri tidak berjalan dengan baik, maka akan sangat mengganggu kinerja Anda di tempat kerja baru Anda.

Dalam proses penyesuaian diri ini, ada beberapa hal yang sangat krusial dan perlu Anda ketahui. Ini lebih kepada bagaimana Anda menjalin sebuah komunikasi yang intens namun tidak berlebihan, sehingga akan membawa Anda ke dalam keadaan yang nyaman dan menikmati proses itu. Perhatikan beberapa poin di bawah ini:

  • Jangan Mengisolasi Diri di Lingkungan Kerja Baru

Sebagai seorang yang masih baru di lingkungan kerja, tidak ada cara yang lebih bagus dalam menjalin komunikasi kecuali dengan rajin bersosialisasi. Jangan menjadi orang yang mengisolasi diri meski Anda masih baru. Misalnya Anda terlalu pendiam, ini sangat tidak bagus.

Dalam bekerja, tentu saja Anda tidak akan bisa menjalankan semuanya sendiri. Karena dalam sebuah lingkungan kerja baru, pasti ada keterhubungan antara pekerjaan satu dengan pekerjaan lainnya. Kerjasama sangatlah penting di sini, bagaimana mau bekerjasama dengan baik jika Anda sendiri kurang bersosialisasi dengan teman kerja Anda. Mungkin ada sedikit rasa kikuk karena masih baru, namun jangan sampai rasa itu mengganggu profesionalitas kerja Anda.

  • Berinteraksilah Sewajarnya

Ini sebenarnya adalah kebalikan poin pertama. Menjadi orang pendiam memang buruk, namun menjadi orang yang terlalu agresif pada rekan kerja bisa memperburuk suasana. Artinya sebagai seorang yang masih baru di lingkungan kerja, Anda tidak perlu juga sok kenal dan sok akrab pada rekan kerja. Apalagi jika Anda berlagak seperti ingin membuat suasana asik, atau mencoba melucu, padahal Anda masih belum genap seminggu di tempat kerja baru.

Jika Anda terlalu aktif seperti itu, maka rekan kerja yang lain akan menganggap Anda seperti orang yang ingin mencari perhatian. Dan, suasana seperti ini sangat tidak baik untuk Anda sebagai seorang karyawan yang masih baru di lingkungan kerja.

  • Lebih Baik Bertanya Jika Tidak Tahu

Kadang, ada beberapa orang yang demi untuk bisa mendekat dengan orang lain mereka menjadi seorang yang sok mengetahui segala hal. Padahal ini sangat buruk, di manapun ligkungannya, sok tahu bukanlah sesuatu yang positif, apalagi dalam lingkungan kerja baru. Lebih baik diam dari pada menjadi orang yang sok tahu, selain berakibat buruk pada penilaian sikap Anda, juga akan buruk pada pekerjaan Anda sendiri.

Sebagai seorang yang baru, tentu Anda belum mengetahui segala hal terkait pekerjaan. Terkait pekerjaan sangatlah penting, jangan asal melakukan pekerjaan yang Anda tidak mengetahuinya. Lebih baik tanyakan atau konsultasikan dulu jika Anda tidak jelas atau kurang memahami pekerjaan Anda.

  • Jangan Lupa Mencatat, Jangan Mengandalkan Ingatan Saja

Ini berhubungan erat dengan job desk pekerjaan Anda sendiri, jika mungkin ada beberapa hal yang belum Anda pahami kemudian Anda tanyakan pada senior, maka catatlah. Jangan hanya mengandalkan ingatan saja, karena jika Anda sedang fokus pada hal lain maka kemungkinan lupa akan sangat tinggi.

Mungkin Anda bisa bertanya pada senior atau atasan lagi jika Anda lupa, namun perlu Anda sadari bahwa bertanya berulang-ulang pada masalah yang sama, hanya akan membuat senior dan atasan jengkel. Hal itu sebenarnya menunjukkan bahwa Anda kurang fokus dan tidak profesional terhadap pekerjaan Anda. Jika hal ini terjadi, maka Anda akan mendapat penilaian buruk baik dari senior maupun dari atasan.

  • Fokus Pada Pekerjaan Saja Dulu, Jangan Pada Hal Lain

Sebagai seorang yang masih baru, hendaknya tidak usah berpikir pada hal lain terlebih dahulu. Fokus saja pada pekerjaan agar Anda bisa memaksimalkan job desk yang diberikan perusahaan pada Anda.


Promosi mungkin sangat Anda butuhkan suatu saat nanti, namun untuk saat ini sebaiknya jangan dipikirkan dulu, lebih baik maksimalkan kerja Anda. Dengan bekerja dengan maksimal, promosi karir Anda tentu akan datang dengan sendirinya kepada Anda.

B. Waktu Luang

Waktu luang mungkin terjadi pada perubahan gaya hidup, perubahan karier, pensiun, memiliki anak, meninggalkan rumah, atau lulus dari sekolah ataupun perguruan tinggi. Anda mungkin mencari cara untuk membuat waktu luang anda lebih baik dari menggunakan waktu luang yang Anda miliki karena sudah terlepas di antara hal-hal yang Anda lakukan dalam kesibukan Anda sebelumnya.

Menggunakan waktu luang secara produktif dapat membantu Anda untuk mengatasi ketidakmampuan untuk dapat bersantai-santai karena "untuk melakukan sesuatu" menggunakan waktu luang dengan cara yang terasa lebih bermanfaat bagi Anda akan memastikan bahwa Anda akan merasa lebih baik, terlibat penuh dalam kehidupan. Pada artikel ini cara terindah akan sharing dengan anda kiat memiliki kesempatan mengeksplorasi berbagai cara untuk mengisi waktu luang Anda dengan kegiatan yang lebih bermanfaat dan dijalankan secara powerfull.

  • Buat rencana untuk mengisi waktu luang

Jangan Anda berpikir dalam hal apa yang Anda pikir harus lakukan, tetapi apa yang Anda tahu akan membuat Anda merasa lebih produktif, terlibat dan puas dalam hidup. Berikut adalah beberapa cara perencanaan mungkin bagi Anda:

  1. Tuliskan daftar hal-hal yang Anda ingin lakukan dalam waktu luang Anda. Anda dapat melakukan cara apapun yang Anda suka, atau memperlakukan semuanya jika itu sama-sama penting, karena itu terserah Anda.
  2. Membuat jurnal tentang kehidupan Anda dan mencakup bagaimana Anda ingin menjadi lebih hidup.
  3. Pastikan untuk menggambarkan aktivitas. Anda sedang mencoba di waktu luang Anda sehingga Anda bisa mengevaluasi mana yang layak dilakukan atau tidak.
  4. Buat papan visualisasi yang menetapkan cara-cara di mana Anda ingin menghabiskan waktu luang di masa depan.

  • Tinggalkan hal-hal yang kurang bermanfaat

Jika Anda ingin merasakan waktu luang Anda benar-benar berguna, maka anda harus memasukan hal-hal berguna tidak luput dari semangat didalamnya. Alasan untuk ini adalah bahwa waktu luang Anda diperlukan untuk menyegarkan Anda dan meningkatkan energi Anda, kreativitas Anda, dan rasa percaya diri Anda. Jika membiarkan kegiatan duniawi biasa di kehidupan sehari-hari menyusup ke waktu luang Anda dengan dalih semoga menjadi "berguna", Anda tidak akan mendapatkan apa-apa dari waktu luang Anda dan Anda akan memiliki batasan yang sangat longgar antara waktu bebas dan sisa waktu Anda, sehingga bisa mendevaluasi waktu luang Anda.

  • Memperluas zona kenyamanan

Salah satu cara yang bagus untuk mendapatkan dan menggunakan waktu luang menjadi berguna adalah menemukan hal-hal baru. menemukan sesuatu yang dirasa bahwa Anda memiliki dimensi kepada diri sendiri yang bahkan anda tidak menyadari sebelumnya. Dengan melangkah diluar zona kenyamanan waktu luang Anda menjadi perjalanan yang berguna, membantu Anda untuk tumbuh dan penemuan diri. Selain itu juga dapat membantu Anda untuk tetap tertarik dengan memicu rasa ingin tahu Anda, dan memperluas kesadaran Anda. Beberapa hal yang mungkin dipertimbangkan untuk melakukan ini meliputi:
  1. Mencoba hal-hal baru
  2. Melakukan yang Anda suka pada masa lampau
  3. Menikmati tantangan yang terlibat dalam memperbarui minat Anda
  4. Tuliskan sesuatu yang merangsang dan berenergi
  5. Carilah kegiatan dan pengalaman yang akan membawa Anda

  • Ubah pendeketan untuk penggunaan media

Matikan TV, radio atau semacamnya dan biarkan keluar dari waktu luang Anda. Pikirkan cara-cara kreatif untuk menggantikan media diwaktu luang Anda. Internet memungkinkan untuk bertanggung jawab atas masukan yang beredar melalui media, menyediakan Anda dengan kesempatan untuk mengubah waktu luang Anda menjadi sarana untuk menjadi kreatif, pesan praktis, atau informatif yang mungkin Anda ingin berbagi dengan dunia. Atau mungkin Anda dapat menulis beberapa puisi atau cerita pendek dan menambahkannya keblog dengan orang yang sedang berseluncur didunia maya. Ini berguna untuk waktu luang, Anda akan menggali kreativitas Anda dan memberi orang lain sesuatu yang mereka dapat menghargai atau belajar dan menikmati dari sebagian hasilnya.

  • Sukarela bersosialisasi

Jika Anda memiliki cukup waktu luang untuk memberikan waktu kepada orang lain yang membutuhkan, kenapa tidak? ini bisa menjadi cara yang sangat memenuhi untuk memberikan kembali kepada publik atau masyarakat dan bahkan lebih baik, Anda bisa memilih menjadi relawan apa sesuai dengan apa yang Anda harapkan dan percaya, dan apa yang Anda anggap paling penting. Reputasi melalui relawan menjadi pengalaman yang sangat memuaskan yang membantu banyak orang lain. Beberapa ide untuk bersosialisasi mencakup pekerjaan badan amal, misalnya saja bergotong royong, pekerjaan hewan (penyelamatan hewan atau pelatihan) dan sebagainya. kegiatan ini dapat memberikan diri Anda beberapa variasi baik dalam pengalaman dan orang yang Anda temui.

  • Pertimbangkan reorientasi gaya hidup

Jika menemukan waktu luang Anda telah terhambat karena harus berurusan dengan rumah besar (pekerjaan rumah tangga). Mungkin anda perlu bergerak lebih dekat ketempat dimana ada banyak kegiatan yang Anda lebih suka melakukannya dan yang tidak ditawarkan pada umumnya. Hindari melihat perampingan karena merampas diri Anda dari suatu standar tertentu. Setelah Anda membebaskan diri dari kebutuhan tertentu Anda akan segera belajar bahwa waktu Anda akan terasa lebih bernilai.





Sumber:

Friday, May 6, 2016

PEKERJAAN DAN WAKTU LUANG

F. Mengubah Sikap terhadap Pekerjaan

Sikap (attitude) merupakan salah satu bahasan yang menarik dalam kajian psikologi, karena sikap sering di gunakan untuk meramalkan tingkah laku, baik tingkah laku perorangan; kelompok; bahkan tingkah laku suatu bangsa. Salah satu hal yang menarik dari perilaku manusia yang membuatnya menjadi kompleks adalah sifat deferensial. Seseorang dapat berespon tertentu dalam menghadapi stimulus atau objek pada suatu saat, tetapi dapat pula berespon yang lain pada saat yang berbeda.

Sejumlah ahli telah mencoba memberikan definisi sikap, dan sangat beragam definisi yang mereka kemukakan. Tetapi sekurang-kurangnya ada dua definisi yang masih cukup dominan sampai saat ini, yaitu definisi yang di kemukakan oleh Gordon W. ALLPORT (1935) dan definisi dari David Krech beserta Richard S. Crutchfield (1948). ALLPORT melihat sikap sebagai:

“… a mental and nueral state of readinnes, organized through experience, exerting a directive or dynamic influence upon the individual’s respone to all objects and situations with which it is related”,

Dari batasan yang ia kemukakan terlihat bahwa Allport menekankan akan pentingnya pengalaman masa lalu dalam membentuk sikap. Sedangkan definisi dari Krech dan Cruitchfield lebih menekankan pada pengalaman subyektif seseorang pada masa sekarang. Untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada definisi mereka yang melihat sikap sebagai:

“.. an enduring organization of montivational, emotional, perceptual and cognitive processes with respect to some aspects of individual’s world”.

Mendefinisikan nilai pekerjaan

Pandangan konservatif menyatakan bahwa kerja jasmaniah itu adalah bentuk hukaman yang di timpakan pada manusia sebagai akibat dari dosa-dosanya; sehingga orang yang berakal sehat harus bekerja giat untuk mempertahankan eksistensi diri sendiri dan keluarganya. Sehubungan dengan kondisi pekerjaan, di pikirkan untuk mengadakan perbaikab-perbaikan terhadap kondisi-kondisi kerja yang mendorong orang untuk menyukai pekerjaan.

Pandangan yang menyatakan bahwa kebanyakan orang tidak menyukai pekerjaan, sudah banyak mengalami modfikasi pada zaman modern sekarang. Di akui bahwa banyak orang, misalnya buruh profesional, para ahli, seniman-seniman dan juru-juru yang mempunyai keahlian tinggi – bersungguh-sungguh mencitai pekerjaannya. Sedang insentif dan satu-satunya motivasi kerjanya mungkin berupa “kesejahteraan umum” atau rasa puas-bangga, atau aktivitas keja itu sendiri.

Yang di cari dalam pekerjaan
  • Menafkahi keluarga
  • Mencari pengalaman
  • Mengasah keahlian dan ketrampilan
  • Mencari status untuk mengikat seseorang pada individu lain serta masyarakat
  • Mencari kesenangan dan arti tersendiri bagi kehidupan seorang individu


Fungsi psikologis dari pekerjaan

Kerja mulai dipahami sebagai tempat sosial dimana manusia menggunakan bakat-bakat yang dimiliki untuk melayani sesama, tidak lagi semata-mata dalam rangka memenuhi kebutuhan finansial keluarga. Manusia mulai sadar memiliki kebutuhan yang tidak bisa dipenuhi secara mandiri sehingga dirasakan perlunya komunitas yang didalamnya orang-orang saling bergantung. Setiap orang harus mempergunakan bakat yang dimilkinya untuk melayani orang lain, demikian pula sebaliknya. Sehingga, secara bersama-sama setiap orang membangun masyarakat sebagai suatu sistem yang saling mendukung.


Dengan kosep kerja seperti ini, kita kemudian berpikir tentang dua hal mendasar bagaimana memilih suatu pekerjaan. Pertama, pekerjaan dipilih berdasarkan minat dan bakat yang kita miliki. Meskipun terdengar sederhana, namun faktanya menemukan minat dan bakat adalah suatu proses yang sulit karena kita lahir tanpa membawa rincian tentang ketertarikan dan kemampuan bawaan.


G. Proses dalam Memilih Pekerjaan

Proses perkembangan dalam pemilihan pekerjaan bagi individu dijelaskan oleh Donald Super. Perkembangan pemilihan karier pekerjaan dibagi menjadi lima tahap, yaitu :


Cristalization
Individu berusaha mencari berbagai bekal ilmu pengetahuan dan keterampilan melalui pendidikan formal dan nonformal untuk persiapan masa depan hidupnya.

Spesification
Individu akan meneruskan pendidikannya pada jenjang khusus yang sesuai dengan minat-bakatnya. Masa spesifikasi ini lebih mengarah pada jalur pendidikan yang menjurus pada taraf professional atau keahlian.

Implementation
Individu mulai menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang telah diperoleh pada masa sebelumnya, secara nyata dalam kehidupan sehari-hari sesuai dengan bidang keahlian atau profesi nya. Misalnya setelah ia lulus dalam pendidikan psikologi nya ia berprofesi sebagai seorang psikolog.

Stabilization
Individu menekuni bidang profesinya sampai benar-benar ahli di bidangnya sehingga individu dapat mencapai prestasi puncak. Taraf ini ditandai dengan prestasi individu menduduki posisi penting, misalnya direktur perusahaan,dsb.

Consolidation
Setelah mencapai puncak karier, individu mulai memikirkan kembali sesuatu yang telah dilakukan selama ini baik yang berhasil maupun yang gagal.


H. Memilih Pekerjaan yang Cocok

Pekerjaan yang sesuai dengan minat & tipe kepribadian adalah idaman setiap orang. Apabila kita bekerja di bidang yang sesuai dengan minat dan tipe kepribadian,umumnya akan lebih sukses dalam menjalani karir, karena pekerjaan terasa lebih menyenangkan.

Tidaklah mudah bagi kita untuk menemukan pekerjaan idaman yang sesuai dengan minat dan kepribadian kita. Apabila kita bekerja di bidang yang sesuai dengan minat dan tipe kepribadian, pada umumnya lebih sukses dalam menjalani karir. Kesesuaian itulah yang membuat orang lebih mencintai dan bahagia dalam menjalankan pekerjaannya, dampaknya pun kita bisa bekerja lebih giat dan rasa tanggung jawab pun semakin tinggi.


Memilih Pekerjaan Sesuai dengan Minat
  • Minat pada Ide

Apakah Anda termasuk orang yang selalu ingin tahu, kreatif dan sering mengekploitasi ide-ide yang baru? Jika iya, maka bidang pekerjaan yang cocok untuk Anda adalah bidang penulisan, pengetahuan alam, pengobatan, atau bidang artistik.

  • Minat pada Orang

Apa minat Anda lebih ke arah sosial? Jika Anda termasuk orang yang senang bertemu dengan orang baru, mudah bergaul dan beradaptasi, senang bepergian ke tempat baru, serta berjiwa sosial tinggi, dapat dipastikan bahwa Anda tidak cocok menjadi pekerja kantoran yang berjam-jam berkutat dengan komputer. Pilihan Anda lebih cocok kepada pekerjaan yang mengizinkan Anda untuk dapat bertemu dengan banyak orang seperti Marketing, Konsultan, Sales, atau Public Relation.

  • Minat pada Benda

Anda termasuk orang yang teratur, rapi, dan senang mengerjakan sesuatu dengan terencana, tetapi tidak begitu senang bertemu dengan orang? Jika iya, pekerjaan di belakang meja akan cocok untuk Anda. Anda cocok bekerja di bidang pekerjaan yang memerlukan ketelitian tinggi seperti administasi, akutansi, atau keuangan.


Memilih Pekerjaan Sesuai dengan Kepribadian

Menurut teori kepribadian yang dikemukakan oleh John Holland. Tipe kepribadian manusia dibagi menjadi 6 tipe, yaitu :

  • Tipe Realistis

Orang yang bertipe realistis cenderung memiliki keahlian bekerja dengan mesin atau peralatan mekanik. Pekerjaan yang berkutat dengan aktivitas social tidak cocok bagi tipe realistis. Orang dengan tipe realistis biasanya praktis, mekanis, dan realistis. Jika Anda termasuk dalam tipe ini, bekerja sebagai insinyur teknik atau pilot bisa menjadi pilihan.

  • Tipe Investigatif

Apabila Anda termasuk orang yang pandai dalam memecahkan masalah, tetapi umumnya menghindari pekerjaan yang sifatnya memimpin/mempengaruhi orang, maka Anda tergolong tipe investigatif. Orang dengan tipe realistis biasanya presisi dan intelektual. Bekerja sebagai ahli kimia, dokter gigi, psikiater atau psikolog dan ahli matematika bisa menjadi pilihan bagi orang bertipe investigatif. 
  • Tipe Artistik

Tipe artistik merupakan orang-orang yang suka melakukan aktivitas seni, drama, keterampilan tangan, menulis sastra, tetapi menghindari aktivitas yang rutin dan berulang. Orang dengan tipe artistic biasanya ekspresif, orisinal, dan independen. Jika Anda termasuk tipe ini, bekerja sebagai desainer pakaian, penari, komposer, editor buku, dan desain grafis bisa menjadi pilihan.

  • Tipe Sosial

Orang dengan tipe social cenderung suka menolong orang, serta menyukai kegiatan sosial yang mengharuskannya untuk berinteraksi dengan banyak orang. Tipe ini merupakan kebalikan dari tipe realistis. Biasanya orang dengan tipe sosial cocok bekerja sebagai guru, penari, konsultan, perawat, atau pekerja sosial.

  • Tipe Usahawan

Beda halnya dengan orang tipe investigatif, tipe usahawan justru senang memimpin dan mempengarruhi orang lain. Tipe usahawan menghindari pekerjaan –pekerjaan yang membutuhkan observasi dan ketelitian mendalam. Orang dengan tipe usahawan biasanya enerjik, ambisius dan bisa bersosialisasi. Cocok bekerja sebagai sales, pengacara, atau hakim.

  • Tipe Konvensional

Apakah Anda menyukai pekerjaan yang berhubungan dengan angka, berkas-berkas dan segala pekerjaan yang serba teratur? Jika ya, maka Anda termasuk orang dengan tipe konvensional. Bila Anda termasuk tipe ini, Anda dapat memilih pekerjaan sebagai akuntan, administrasi, staf keuangan dan sekretaris sebagai pilihan karir Anda.




Sumber: