Friday, October 30, 2015

SELF ONLINE: PERSONALITY AND DEMOGRAPHIC IMPLICATIONS





Seiring berjalannya waktu, internet telah merubah kebiasaan dari masyarakat dan secara tidak langsung telah memberikan pengaruh yang besar kepada diri kita dan juga orang lain. Internet membuat individu dapat merubah identitasnya secara tidak langsung, karena internet bukan merupakan komunikasi face-to-face atau langsung secara realitas. Namun bagaimanapun internet tetap memiliki dampak negative dan positif. Internet dapat membuat kemajuan pada diri kita namun bila penggunaannya salah maka akan menghancurkan diri kita sendiri.

Identitas bukan sesuatu yang hanya ada di dalam kepala kita namun juga kepribadian kita yang dapat dilihat sehari-hari, seperti jenis kelamin, daerah asal, dan status sosial ekonomi. Hal-hal tersebut memiliki dampak bagaimana kita berhubungan dengan internet dan bagaimana kita terkena dampak dari internet.

PEMIKIRAN BARU TENTANG IDENTITAS

Para psikolog percaya bahwa identitas atau kepribadian diri berasal dari factor biologis dan factor pengalaman yang kita alami selama hidup. Namun dalam ber-internet, individu dapat merubah dirinya menjadi seseorang yang berbeda. Individu dapat menampilkan identitas yang berbda dari identitas aslinya. Hal tersebut dapat menyebabkan Dissociative Identity Desorder. Hal tersebut terasa normal pada awalnya namun lama kelamaan kepribadiannya akan terasa membingungkan individu tersebut.
Bahkan terkadang ada yang lebih nyaman menampilkan dirinya dalam dunia internet dibandingkan secara langsung. Mereka dapat menampilkan emosionalnya secara langsung namun pada realita mereka kurang nyaman dalam berkomunikasi.
Bagaimanapun internet tetap memiliki dampak baiik karena dapat mengakses berbagai macam hal dan informasi dengan mudah.
Bila orang yang sedang online dan di realitasnya adalah orang yang berbeda maka hal tersebut dapat menyebabkan Psychologycal Distress. Terkadang media online juga dapat menyakiti hati orang dan menyebabkan hubungan terganggu.

SATU ATAU BANYAK ORANG: EKSPLORASI REMAJA

Identitas didapatkan dari biologis dan pengalaman. Namun pada saat remaja, identitas masih berubah-ubah sehingga belum memiliki identitas yang dominan. Identitas yang berubah-ubah terkadang mengganggu lingkungan sekitar pada realitanya. Namun memang dianjurkan bagi anak-anak untuk mencoba beberapa kepribadian, namun percobaan kepribadian bukanlah dianjurkan secara tidak langsung di media online melainkan secara langsung di realita.

Kebanyakan orang menampilkan dirinya di dunia online secara lebih cantik atau lebih macho. Mereka juga menunjukkan dirinya yang ekstrovert dalam dunia online. Hal tersebut menyebabkan terjadinya adanya dua kepribadian yaitu kepribadian online dan kepribadian offline.

Hal-hal tersebut dapat menyebabkan persepsi yang berbeda terhadap individu dari orang lain dan juga menyebabkan mereka sulit berkomunikasi secara langsung karena lebih menyenangi komunikasi online.
Namun bila kepribadian aslinya dan kepribadian onlinenya tidak berbeda jauh maka hal tersebut masih dikatakan baik.

EKSPANSI DIRI ATAU RASA MALU SAAT BERINTERNET

Banyak orang menemukan diri mereka bertindak dengan cara-cara tidak berkarakter online, karena fenomena yang disebut rasa malu .
Rasa malu didefinisikan sebagai ketidakmampuan untuk mengontrol perilaku impulsif , pikiran atau perasaan dan lainnya. orang berkomunikasi dengan cara yang mereka biasanya tidak akan melakukan saat tidak berinternet.
  
Enam alasan mengapa orang memperpanjang ekspresi emosional mereka untuk dirinya saat berinternet:
1. anonimitas Dissociative
2. Gaib
3. Asynchronity
4. introyeksi solipsistik
5. imajinasi Dissociative
6. Minimalisasi status dan otoritas


INTOVERTS DAN EXTROVERT ONLINE

Disebut "studi paradoks internet" Penelitian ini awalnya menemukan bahwa penggunaan internet meningkat kesepian dan depresi pada sampel orang-orang yang menerima komputer gratis dan akses internet di hari-hari awal internet.
Mereka menemukan bahwa sejalan dengan kepribadian mereka, ekstrovert meningkatnya kontak sosial mereka dengan menjadi online, sementara introvert yang menggunakan internet secara ekstensif menurun kontak sosial. Hasil yang sama ditemukan dengan kesepian, ekstrovert menjadi tidak kesepian dengan penggunaan internet yang luas dan introvert menjadi lebih kesepian.

THE INFLUENCE OF AGE, ETHNICITY, CULTURE, AND POVERTY

Pengaruh dari Umur, Etnis, Budaya dan Kemiskinan
Seperti pada penjelasan sebelumnya, kepribadian tidak terlalu berpengaruh dalam mententukan penggunaan internet, hal ini di karenakan seorang individu juga dipengaruhi oleh umur, etnis, budaya dan status ekonomi-sosial mereka

Pertama-tama adalah :
(Kaum tua) Elderly
Kaum tua (yang berumur diatas 65 tahun +) adalah kaum yang biasanya paling sedikit menggunakan internet namun pada akhir-akhir ini jumlahnya meningkat. Koten yang mereka akses pun bervariasi dan kaum tua dengan status sosial tinggi lebih cenderung sering on-line dibanding yang minoritas, serta kaum-kaum tua umumnya mengakses koten yang berhubungan dengan kesehatan fisik dan mental (seperti informasi medis, cara menghilangkan stress, hal-hal religius, dll)

Socioeconomic Status and Culture (Status sosial ekonomi dan budaya)
Jumlah pengguna internet pada saat ini (di amerika utara terutama) mayoritas adalah laki-laki kelas menengah, norris dalam bukunya the digital divide (2000) mengatakan bahwa penduduk di area yang tingkat sosial ekonominya tinggi akan lebih banyak menggunakan internet.
Selain itu internet juga dapat berperan sebagai jembatan komunikasi antar tempat yang berjauhan yang mana dapat memudahkan orang untuk menjalin komunikasi jarak jauh, mereka dengan kelas sosial tinggi akan cenderung individualis sementara mereka dengan kelas sosial menegah kebawah biasanya cenderung kolektif (berkelompok).
Catatan juga bahwa di beberapa negara seperti amerika yang dimana ras asfrika-amerika nya adalah minoitas menggunakan internet untuk memudahkan hidup mereka dalam berkomunikasi dan berusaha, sehingga angka penggunaan nya cukup tinggi meskipun mereka adalah minoritas.

Ethnicity
Menurut survey yang diadakan di amerika oleh NUA internet survey, etnis yang mendominasi penggunaan internet adalah caucasian (sekitar 87.5 miliar orang) dan sebagian besar bergender laki-laki. Menurut Badagliaco (1990) laki-laki cenderung memiliki pengalaman menggunakan komputer yang lebih baik dibanding wanita.
Sementara itu di sisilain, etnis africa amerika juga mulai banyak yang menggunakan internet karena mereka melihat peluang dalam internet agar supaya mereka dapat meningkatkan kualitas hidup mereka. Namun di internet juga dapat menjadi tempat beredarnya hal-hal yang memiliki koten rasisme yang mana seringkali menjadi penyebab konflik antar etnis karena tidak adanya regulasi di internet yang hampir selalu di menangkan oleh kaum mayoritas.



DIRI SEBAGAI DEMOGRAFIS ONLINE

Psikolog perkembangan telah menunjukkan kepada kita bahwa salah satu elemen paling awal
dalam pembangunan kesadaran diri kita adalah jenis kelamin. Elemen yang juga penting dalam pengembangan diri adalah elemen dari usia, ras, budaya, dan status sosial ekonomi.
Pada tahun 1998, Morahan-Martin mencatat:
Ada kesenjangan gender dalam penggunaan Internet dari masa kanak-kanak, anak laki-laki lebih berpengalaman dengan komputer dan memiliki sikap yang lebih baik terhadap komputer daripada perempuan. Perbedaan jenis kelamin dalam penggunaan komputer, pengalaman dan sikap serta budaya komputer dapat ditransfer ke penggunaan Internet dan sikap. Pada kenyataannya, budaya Internet ini dikembangkan oleh penggunanya awal, terutama laki-laki yang merupakan sorang ilmuwan, matematikawan, dan hacker komputer berteknologi canggih. Budaya ini dapat menyenangkan dan asing bagi perempuan.
Sementara Morahan-Martin berpendapat bahwa kesenjangan ini berlanjut hari ini, setidaknya dalam pola penggunaan (komunikasi pribadi, April 26, 2005), UCLA kelompok (Cole et al., 2003) melaporkan bahwa sebagian besar pria dan wanita sekarang menggunakan internet (73,1% dari laki-laki dan 69% dari perempuan).
Dalam hal ini, pola penggunaan internet bukanlah hal yang baru. Telepon ini awalnya digunakan untuk urusan pemerintahan provinsi dan untuk kebutuhan bisnis, tetapi oleh perempuan diperoleh kenyamanan dan keakraban dengan media, lalu internet semakin digunakan untuk laki-laki dengan tujuan-tujuan sosial. Sebuah laporan oleh Williamson di eMarketer (Mei 2005) menunjukkan bahwa dari tahun 2004, perempuan telah menjadi sebagian besar pengguna Internet Amerika Serikat (51,6%) dan tren ini diperkirakan akan terus menerus terjadi dan semakin berkembang. Perempuan telah menggunakan Internet untuk penggunaan dalam permainan, kesehatan konten dan musik, tetapi semakin mengalihkan konsumen untuk berbelanja online.

GENDER DAN PENGGUNAAN INTERNET 

Kita mungkin akan berasumsi bahwa laki-laki tertarik dengan video game dalam penggunaan internet, dan dengan demikian, dapat ditemukan bahwa dalam perbedaan gender terdapat perbedaan dalam kemampuan seperti kemempuan spasial. Kemungkinan bahwa penurunan perbedaan-perbedaan ini adalah hasil, dalam hal ini adalah peningkatan komputer sebagai media dan akses ke Internet. Wanita menggunakan semua media komunikasi lebih banyak dari laki-laki. Hal ini yang terjadi dalam maraknya penggunaan internet.
Internet dapat menyatu ke dalam masyarakat kontemporer, keterampilan sosial biasanya yang dimiliki oleh wanita semakin diperlukan untuk Penggunaan internet yang efektif. Kebutuhan keterampilan sosial ini terutama terlihat dalam insiden disinhibition, sering disebut gejolak yang dilihat dalam beberapa komunikasi Internet.

 GENDER DAN BERMAIN GAME

Penelitian telah menunjukkan bahwa bermain video game adalah prediktor kuat dalam penggunaan komputer dan Internet (Morahan-Martin, 1998). Meunier (1996) menunjukkan bahwa laki-laki cenderung lebih tertarik pada komputer daripada perempuan, fenomena ini berasal dari sosialisasi di dalam maupun di luar sekolah dan cara bermain yang berbeda preferensi dalam video game.